Minggu, 06 Juli 2008

YPI As-sawiyah

YPI As-sawiyah adalah merupakan salah satu lembaga pendidikan islam yang didirikan pada tahun 1982 oleh almarhum KH.Sirajuddin Abbas. Yayasan ini mengelola pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan formal terdiri dari Madrasah Ibtidaiyah (SD Islam), Madrasah Tsanawiyah (SMP Islam) dan Madrasah Aliyah (SMA Islam) sedangkan pendidikan non formal adalah pondok pesantren.

Siswa Asuh

PROPOSAL “SISWA ASUH”
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AS-SAWIYAH


I. MUKADIMAH
Pendidikan adalah hak dasar bagi setiap manusia, oleh karena itu, sesuai amanat konstitusi pemerintah berkewajiban untuk menyediakan prasarana dan sarana pendidikan dasar dan menengah kepada seluruh masyarakat yang berada dalam usia sekolah. Namun dalam kenyataannya, wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan oleh pemerintah dalam pelaksanaannya menjadi beban masyarakat untuk menanggung biaya pendidikan, bahkan bagi sebagian besar masyarakat kita biaya tersebut teramat besar sehingga tidak sedikit di antara mereka yang tidak bersekolah karena ketiadaan biaya.

Ironis memang, tapi pada siapa kita akan meminta pertanggung jawaban, toh pemerintah kita memang belum mampu membiayai wajib belajar secara keseluruhan, jangankan untuk membiayai sekolah yang didirikan atas prakarsa masyarakat, di sekolah negeri pun subsidi pemerintah tersebut tidak mampu membuat biaya sekolah jadi murah, apalagi gratis. Dalam kondisi tersebut, kami pengurus Yayasan Pendidikan Islam As-sawiyah menyelenggarakan pendidikan murah bagi masyarakat dalam bentuk Madrasah Ibtidaiyah (setingkat SD), Madrasah Tsanawiyah (setingkat SMP) dan Madrasah Aliyah (setingkat SMA).
Program pendidikan ini diselenggarakan untuk menjangkau para siswa yang berasal dari kelompok dhuafa (rendah pendapatannya), sekolah negeri yang mendapat subsidi pemerintah pun masih terasa mahal bagi mereka.
Sekolah yang kami kelola mematok biaya Rp 100.000,- untuk Tsanawiyah dan Rp 200.000,- untuk Aliyah (sudah termasuk SPP dua bulan dan biaya masa orientasi pengenalan program studi), ternyata banyak diantara mereka yang mendaftar dengan sangat terpaksa mengundurkan diri karena tidak mampu. Kami sudah mencoba memberikan pengertian pada orangtua dan para calon siswa agar mereka tetap sekolah walaupun belum bisa membayar, karena mereka memang punya hak mendapat pendidikan yang layak. Memangnya hanya karena mereka miskin kemudian mereka tidak memiliki hak untuk sekolah.

Disadari atau tidak permasalahan ekonomi terkadang menjadi penghambat dan kurang memotivasi anak untuk meningkatkan prestasi belajarnya bahkan terkadang anak-anak merasa tertekan dan terbebani dengan masalah ekonomi yang dihadapi keluarganya. Permasalahan yang klasik , tetapi terus menerus ada dan terulang manakala seorang anak merasa minder dan malu menghadapi guru dan teman-teman sekelasnya karena ia tidak dapat memenuhi biaya pendidikan yang seharusnya dibayar. Sungguh suatu hal yang sepantasnyalah mendapat perhatian kita untuk mau berbagi dan meringankan beban sesama dengan memberikan sedikit bantuan baik berupa infaq, shadaqah atau bantuan lain yang dapat meringankan beban mereka

Di manakah keadilan, di manakah rasa kemanusiaan seperti yang digembar gemborkan dalam Pancasila itu? Akhirnya kami sampai pada satu tekad, tanggung jawab pendidikan mereka adalah tanggung jawab kita bersama yang mempunyai kelebihan dari usaha kita dan hakekatnya ada hak mereka (kaum dhuafa) dari sebahagian rezeki kita yang dapat kita shadaqahkan.
Mulai Tahun Ajaran 2008/2009 ini, tidak satu rupiah pun akan kami pungut dari mereka, Insya Alloh sampai mereka lulus dari MI, Tsanawiyah dan Aliyah. Namun Bapak/Ibu/Sdr yang dermawan, Yayasan juga memiliki keterbatasan, sumber dana. Tentu saja dana tersebut harus ada karena para guru tidak bisa dibayar dengan “rasa kemanusiaan”, karena kapur tulis tidak bisa dibayar dengan idealisme, dan karena gedung sekolah tidak bisa dibangun dengan niat baik semata. Dengan latar belakang tersebut, pada Tahun Ajaran 2008/2009 ini, kami menggulirkan program “Siswa Asuh” yang dipaparkan di bawah ini.

II. APA PROGRAM “SISWA ASUH” ITU?
Yaitu program bantuan pendidikan di mana Bapak/Ibu/Sdr dapat menentukan satu atau beberapa siswa dan membiayai yang bersangkutan sampai menyelesaikan jenjang studinya. Setiap semester, sekolah akan melaporkan prestasi murid yang bersangkutan, di samping itu dapat dilakukan komunikasi melalui buku penghubung antara Bapak/Ibu/Sdr dengan siswa yang menjadi asuhannya.


III. BAGAIMANA CARANYA UNTUK MENJADI DONATUR SISWA ASUH?
Gampang saja, Bapak/Ibu/Sdr tinggal menghubungi kami, nanti salah satu staf kami akan menjelaskan prosedur teknisnya. Kami bisa dihubungi di alamat Sekretariat Yayasan kepada Sdr. Neng Sarinengsih,S.IP Telp.022.7835451

IV. BERAPA BIAYA PER SISWA ASUH?
Tergantung tingkat sekolahnya. Tiap siswa Madrasah Ibtidaiyah kebutuhan perbulannya Rp. 25.000 Madrasah Tsanawiyah kebutuhan per bulannya Rp 35.000,- Madrasah Aliyah SPP per bulan Rp 40.000,-


V. KEPADA SIAPA DANA TERSEBUT DISERAHKAN?
Sebaiknya ditransfer ke rekening Penanggungjawab Program Siswa Asuh di BRI Unit Cibiru No. 0750-01-018600-53-2 atas nama Neng Sarinengsih,SIP


VI. BAGAIMANA BILA INGIN MENYUMBANG LEBIH BESAR LAGI?
Pasti kami tidak akan menolaknya! Dana tersebut dapat kami alokasikan untuk perbaikan sarana dan prasarana sekolah, penyediaan alat-alat penunjang pelajaran dan upaya peningkatan kesejahteraan guru.



VII. BAGAIMANA BILA SUMBANGAN KAMI TERHENTI?
Kita semua menyadari, bahwa tidak ada seorang pun yang tahu apa yang akan terjadi hari esok. Oleh karena itu jangan berkecil hati, pengalaman kami menunjukkan tidak pernah ada seorang dermawan yang kekurangan atau jatuh miskin karena rizkinya dibelanjakan di jalan Alloh. Yakinlah, bahwa harta Bapak/Ibu/Sdr akan bertambah berlipat ganda justru karena menjadi dermawan.


VIII. KAPAN BISA MEMULAI MENJADI ORANG TUA ASUH?
Sekarang juga bisa! Ingat, jangan tunda kesempatan untuk berbuat baik. Orang bijak mengatakan “Good chance never come twice.”




IX. PENUTUP
Bergabunglah bersama kami dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memeratakan pendidikan murah bagi kelompok dhuafa. Usaha kita memang tidak seperti Pendidikan lainya, tapi tahukah Bapak/Ibu/Sdr bahwa Nabi kita SAW sering mengatakan bahwa: Aku berasal dari kalangan dhuafa, aku senantiasa bergaul dengan kelompok dhuafa, dan di akhirat kelak aku akan dibangkitkan bersama-sama orang dhuafa?.Kapan lagi kita bisa bergaul dengan mereka yang dhuafa, do it right now!
Wassalam.